LOADING...

Back To Top

September 18, 2020

Jenis-Jenis Migrasi dan Faktor Penyebabnya – Bangku Sekolah

By

Pada kesempatan kali ini, bangkusekolah.com akan membahas mengenai materi jenis-jenis migrasi dan faktor penyebabnya. Sebelumnya, apakah kamu sudah tahu apa itu migrasi? Migrasi adalah perpindahan penduduk antardaerah dengan melintasi batas administrasi tertentu, baik untuk tinggal sementara ataupun menetap.

Jumlah penduduk suatu daerah bisa berubah apabila terjadi migrasi secara tetap. Berdasarkan jangkauannya, migrasi dibedakan menjadi migrasi lokal (nasional) dan migrasi internasional.

Migrasi Lokal (Nasional)

Migrasi lokal (nasional) yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam satu negara. Bentuk-bentuk migrasi lokal dijabarkan sebagai berikut :

  1. Sirkulasi merupakan perpindahan penduduk yang tidak menetap, bamun ada juga yang menetap atau tinggal sementara waktu di daerah tujuan. Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi bisa dibedakan ke dalam jenis-jenis berikut ini :

    • Sirkulasi Harian, perpindahan penduduk suatu daerah ke daerah lain yang dilakukan pada pagi hari dan kembali pada sore atau malam harinya (tanpa menginap). Pelaku sirkulasi ulang-alik ini disebut dengan penglaju atau komuter.
    • Sirkulasi Mingguan, perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain pada awal pecan dan akan kembali pada akhir pekan.
    • Sirkulasi Bulanan, perpindahan penduduk dari suatu daerah lain yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi bulanan terjadi jika jarak tempuh antardaerah relative jauh, sehingga dianggap tidak efektif baik segi waktu maupun biaya jika melakukan sirkulasi harian atau mingguan.
  2. Urbanisasi ialah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau. Biasanya, urbanisasi sifatnya menetap jadi jumlah penduduk suatu kota yang dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang tinggalkan.

    Faktor pendorong urbanisasi yaitu :

    • Tidak ada lapangan pekerjaan yang memadai di luar sektor pertanian.
    • Lahan pertanian sempit.
    • Upah tenaga kerja yang rendah.
    • Sarana dan prasarana sosial terbatas.
    • Anggapan lebih terpandang bila bekerja di kota.
    • Tidak cocok dengan pola kehidupan desa.

    Faktor penarik urbanisasi yaitu :

    • Tersedia banyak lapangan pekerjaan.
    • Upah tenaga kerja yang lebih besar.
    • Sarana dan prasarana sosial memadai.
  3. Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa. Jadi, ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Umumnya, ruralisasi dilakukan oleh masyarakat yang dulunya pernah melakukan urbanisasi. Namun, banyak juga penduduk kota asli yang pindah ke desa.

    Faktor pendorong ruralisasi yaitu :

    • Merasa jenuh tinggal di kota.
    • Harga lahan di kota semakin mahal dan tidak terjangkau.
    • Keinginan memajukan desa ataupun daerah asal.
    • Merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di kota.

    Faktor penarik ruralisasi yaitu :

    • Harga lahan di pedesaan relative lebih murah.
    • Pola kehidupan masyarakat lebih sederhana.
    • Suasana lebih tenang sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam menjalani pensiun.
    • Perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa kecil.
  4. Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk antar pulau. Misalnya, dari Jawa ke Kalimantan atau ke Sumatera. Jadi, transmigrasi dilakukan oleh orang yang tinggal di pulau padat penduduk ke pulau yang masih jarang penduduknya. Orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.

    Berikut ini jenis transmigrasi berdasarkan pelaksanaannya :

    • Transmigrasi Umum, transmigrasi yang dilakukan oleh program pemerintah. Biaya ditanggung oleh pemerintah, termasuk penyediaan lahan pertanian dan biaya hidup untuk beberapa bulan.
    • Transmigrasi Spontan, transmigrasi yang dilakukan atas kesadaran dan biaya sendiri.
    • Transmigrasi Sektoral, transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antara pemerintah daerah asal dan pemerintah daerah tujuan transmigrasi.
    • Transmigrasi Bedol Desa, transmigrasi yang dilakukan terhadap satu desa atau daerah secara bersama-sama. Transmigrasi ini dilakukan karena beberapa faktor, yaitu :
      • Daerah asal terkena pembangunan proyek pemerintah, misalnya pembangunan waduk yang luas.
      • Daerah asal merupakan kawasan bencana, sehingga masyarakat yang ada didalamnya harus dipindahkan.

Migrasi Internasional

Migrasi internasional yaitu perpindahan penduduk antarnegara. Migrasi ini terjadi karena beberapa hal seperti peperangan, bencana alam, atau mencari kehidupan yang lebih baik.

Ada dua jenis migrasi internasional yaitu :

  • Imigrasi, masuknya penduduk dari luar negeri untuk menetap. Pelaku imigrasi disebut imigran.
  • Emigrasi, perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk menetap. Pelaku emigrasi disebut emigran.

Kegiatan migrasi memiliki dampak positif dan negatif. Untuk menanggulangi dampak negatifnya, maka berikut ini ada langkah-langkah yang dilakukan pemerintah :

  • Merealisasikan pemerataan pembangunan antardaerah.
  • Melaksanakan program-program pembangunan desa.
  • Meningkatkan hasil-hasil pertanian melalui intensifikasi pertanian ataupun ekstensifikasi pertanian.
  • Merangsang kegiatan industri di pinggiran kota atau dekat kawasan pedesaan sehingga bisa menyerap tenaga kerja.
  • Melakukan kebijakan “kota tertutup” yaitu larangan bagi penduduk yang tidak memiliki KTP atau pekerjaan tetap untuk tinggal di kota yang dituju.
Prev Post

Unsur-Unsur Lingkungan dan Arti Penting Lingkungan – Bangku Sekolah

Next Post

Sejarah Archives – Bangku Sekolah

post-bars