LOADING...

Back To Top

April 14, 2019

Reproduksi Virus – Bangku Sekolah

By

Setelah kemarin kita membahas tentang struktur virus, kini kita akan membahas tentang reproduksi virus. Virus tidak bisa melakukan reproduksi sendiri karena tidak mempunyai sistem enzim dan tidak bisa melakukan metabolisme. Mereka harus menginfeksi sel inang saat ingin berkembang biak. Inang virus berupa makhluk hidup lain yaitu bakteri, sel tumbuhan, maupun sel hewan. Di dalam sel inang, virus ini akan memerintahkan sel inang untuk membentuk virus-virus baru.

Berdasarkan tahapan-tahapannya, daur hidup virus dapat dibedakan menjadi daur litik dan daun lisogenik.

1. Daur Litik

a. Fase Adsorbsi

Fase ini ditandai dengan melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri. Virus menempel hanya pada tempat-tempat khusus, yakni pada permukaan dinding sel bakteri. Virus menempel hanya pada tempat-tempat khusus, yakni pada permukaan dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus yang bisa ditempeli oleh protein virus. Menempelnya protein virus pada dinding protein dinding sel bakteri itu sangat khas, mirip kunci dan gembok. Virus dapat menempel pada sel-sel tertentu yang diinginkan karena memiliki reseptor pada ujung-ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus mengeluarkan enzim lisizim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri atau sel inang.

b. Fase Injeksi

Setelah terbentuk lubang, kapsid virus berkontraksi untuk memompa asam nukleatnya (DNA atau RNA) masuk ke dalam sel. Jadi, kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri. Jika telah kosong, kapsid lepas dan tidak berfungsi lagi.

c. Fase Sintesis

DNA virus melakukan sintesis protein virus yang akan dijadikan kapsid dengan menggunakan ribosom dan enzim bakteri. Secara jelasnya, di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis DNA virus dan protein yang akan dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.

d. Fase Perakitan

Kapsid yang disintesis mula-mula terpisah menjadi bagian kepala, ekor dan serabut ekor. Kemudian, tiap bagian dirakit menjadi kapsid virus kemudian menjadi bagian virus ang utuh.

e. Fase Litik

Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi, yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis (pecah), dan virus-virus baru akan keluar untuk mencari inang yang lain.

2. Daur Lisogenik

a. Fase Adsorbsi

b. Fase Injeksi

c. Fase Penggabungan

DNA virus menyisip dalam DNA bakteri atau melakukan penggabungan. Pada awalnya, DNA bakteri putus kemudian DNA virus menggabungkan diri di antara benang yang putus tersebut, dan akhirnya terbentuk DNA sirkuler baru yang telah disisipi DNA virus.

d. Fase Pembelahan

Dalam keadaan tersambung itu, DNA virus tidak aktif, yang dikenal sebagai profag. Karena DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri, maka jika DNA bakteri melakukan replikasi, profag juga bereplikasi.

e. Fase Sintesis

Profag memisahkan diri dari DNA bakteri dan menghancurkan DNA bakteri. Lalu, DNA virus mengadakan sintesis, yakni mensintesiskan protein untuk digunakan sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan juga melakukan replikasi DNA sehingga DNA virus menjadi banyak.

f. Fase Perakitan

Kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh yang berfungsi sebagai selubung virus. Kapsid virus yang terbentuk mencapai 100-200 kapsid baru. Selanjutnya DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus.

g. Fase Litik

Setelah terbentuk virus-virus baru, terjadilah lisis sel bakteri. Virus-virus yang terbentuk berhamburan keluar sel bakteri guna menyerang bakteri baru. Dalam daur selanjutnya, virus dapat mengalami daur litik atau atau daur isogenik.

Itulah penjelasan mengenai reproduksi virus. Semoga setelah membaca materi ini, kamu bisa mengerti dan paham. Jangan lupa like dan share ya..

Prev Post

October 2014 – Harviacode

Next Post

Struktur Virus – Bangku Sekolah

post-bars