
Tanah merupakan lapisan bumi yang berada di bagian paling luar. Tanah memiliki beberapa unsur penyusunnya yaitu meliputi butir tanah, air, udara, serta sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati.
Pelapukan Batuan
Pada dasarnya, tanah terbentuk dari batuan induk atau batuan dasar yang mengalami pelapukan. Akibatnya, batu pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Ada tiga jenis pelapukan batuan induk berdasarkan prosesnya. Ketiga jenis tersebut ialah pelapukan fisik, pelapukan biologi, dan pelapukan kimia.
- Pelapukan Fisik
Pelapukan yang terjadi karena aktivitas tenaga-tenaga eksogen, seperti terpaan angin, perbedaan suhu udara, tenaga arus air, atau gelombang serta gletser yang terjal secara terus menerus pada batuan.
- Pelapukan Biologi
Pelapukan karena adanya aktivitas makhluk hidup, baik hewan atau tumbuhan, di dalam tanah yang menyebabkan lapuk dan pecahnya lapisan batuan menjadi massa batuan yang lebih kecil hingga menjadi tanah.
- Pelapukan Kimia
Pelapukan yang terjadi karena adanya proses kimia yang terjadi dan mengubah susunan kimia batuan sehingga batuan lebih mudah lapuk dan pecah menjadi massa batuan yang lebih kecil hingga menjadi tanah.
Dari ketiga jenis pelapukan tersebut, nantinya akan memerlukan waktu dan intensitas yang terus menerus sehingga pembentukan tanah merupakan suatu proses yang sangat lama.
Tanah yang ideal untuk lahan pertanian ialah tanah yang subur. Tanah ini mengandung unsur bahan mineral (45%), air (20-30%), udara (20-30%), dan bahan organic (5%). Namun, tanah ideal tersebut sulit ditemui di lapangan karena adanya perbedaan jenis tanah.
Jenis Tanah Berdasarkan Proses Pembentukannya
A. Tanah Vertikal
Tanah vertikal bisa kamu lihat pada saat penggalian parit, liang atau sumur. Kamu akan melihat adanya perbedaan warna lapisan tanah ketika mencapai kedalaman tertentu. Nah, perbedaan warna tanah tersebut disebut sebagai profil tanah.
Ada 4 jenis profil tanah, yaitu :
- Lapisan Tanah Atas
Lapisan tanah atas disebut topsoil. Lapisan ini paling subur, warnanya kehitam-hitaman, gembur dan ketebalannya sekitar 30 cm. Organisme tanah berkembang pada lapisan ini. Warna tanah yag cokelat kehitaman karena adanya pengaruh humus (campuran hewan dan tumbuhan yang telah mati dan membusuk di dalam lapisan tanah atas).
- Lapisan Tanah Bawah
Lapisan tanah bawah disebut subsoil. Subsoil merupakan lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan tanah atas. Sifat lapisan tanah ini yaitu kurang subur sebab tidak memiliki kandungan makanan yang cukup, warna tanahnya kemerahan, struktur padat, dan ketebalannya sekitar 50 sampai 60 cm. Aktivitas organism sudah mulai berkurang pada lapisan ini. Hanya tanaman keras yang berakar tunggang saja yang bisa mencapainya.
- Lapisan Bahan Induk Tanah
Lapisan bahan induk tanah disebut regolith. Regolith merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah. Warna tanah ini kelabu keputih-putihan, kurang subur karena tidak mengandung zat makanan, struktur tanah keras, dan sukar ditembus oleh akar-akar tumbuhan.
- Lapisan Batuan Induk
Lapisan batuan induk disebut juga bedrock. Lapisan ini letaknya ada di lapisan paling bawah. Kamu akan sulit menemukannya. Namun, di pegunungan terkadang lapisan tanah ini tersingkap dan berada di lapisan atas. Tanah ini tidak bisa ditanami tanaman karena merupakan lapisan batuan.
B. Tanah Horizontal
Ada beberapa jenis tanah horizontal, yaitu :
- Tanah Gambut
Warnanya hitam, kandungan air dan bahan organik tinggi, tingkat PH atau keasaman tinggi, miskin unsur hara, dan umumnya kurang subur. Cocok untuk perkebunan kelapa, palawija, dan karet.
- Tanah Latosol
Warnanya merah kecokelatan, menyerap air dengan mudah, memiliki PH 6 sampai 7 (netral) hingga asam, dan kadar humus mudah menurun.
- Tanah Regosol
Hasil erupsi gubung berapi, memiliki sifat subur, berbutir kasar, warna keabuan, memiliki unsur hara yang tinggi, pH 6-7, gembur, kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi.
- Tanah Aluvial
Secara umum, tanah ini mudah digarap, dapat menyerap air, dan permeabel sehingga cocok untuk segala jenis tanaman pertanian. Biasanya tersebat di sepanjang lembah sungai-sungai besar di Indonesia.
- Tanah Litosol
Termasuk tanah yang masih muda, bahan induk dangkal sedalam kurang dari 45 cm, dan tampak sebagai batuan padat yang padu di permukaan tanah.
- Tanah Grumusol
Sifat tanah ini bertekstur liat, warna kelabu hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecah di musim kemarau. Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk penanaman jenis vegetasi rumput-rumputan atau tanaman keras semusim misalnya pohon jati.
- Tanah Andosol
Merupakan endapat abu vulkanik yang telah mengalami proses pelapukan. Tanah ini subur dan memiliki warna cokelat kehitaman. Tanah ini sering dimanfaatkan untuk menanam jenis tanaman holtikultura dan perkebunan.
- Tanah Podzolik Merah Kuning
Sifatnya mudah basah dan mudah mengalami pencucian oleh air hujan sehingga kesuburan berkurang. Tanah ini subur jika dirawat dengan pemupukan yang teratur. Tanah ini bisa digunakan untuk lahan perkebunan dan persawahan.
- Tanah Rendzina
Merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan gips. Tanah ini tidak bagus untuk lahan pertanian sehingga biasanya digunakan untuk budidaya tanaman keras semusim dan palawija.
Be the first to comment