Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen

Senyawa ion dan kovalen

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai perbandingan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen. Sahabat bangkusekolah.com bisa menyimak ulasan berikut ini sehingga bisa menguasai materi.

senyawa-ionsenyawa-kovalen

Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen

1. Titik Didih

Senyawa ion memiliki titik didih yang rendah, sedangkan senyawa kovalen memiliki titik didih yang tinggi. Biasanya, senyawa kovalen mampu mendidih di bawah 200° C, sedangkan senyawa ion biasanya bisa mendidih di atas suhu 900 °C. Bentuk senyawa ion berupa zat padat pada suhu kamar. Bentuknya keras namun rapuh. Kemudian, senyawa kovalen memiliki bentuk padat dengan titik leleh yang relative rendah, ada yang berbentuk zar cair dan adapula yang berbentuk zat gas jika berada pada suhu kamar.

Makin kuat kohesi, makin tinggi titik didihnya. Hubungan ini menunjukkan bahwa antara titik didih dengan kohesi ada gaya tarik menarik antarpartikel. Gaya tarik menarik tersebut disebut dengan kohesi. Air merupakan salah satu jenis senyawa kovalen yang memiliki titik didih 100°C. Air merupakan benda yang mudah mendidih sebab air memiliki atoim-atom dalam molekul air yang terikat kuat secara kovalen. Akan tetapi, kohesinya tidak begitu kuat.

Maka dari itulah air mudah sekali mendidih.

Natrium Klorida (NaCl) termasuk salah satu jenis senyawa ion. Benda ini memiliki titik leleh 801°C. Kemudian, titik didihnya berada pada suhu 1517°C.

2. Kemudahan Menguap (Volatinitas)

Zat yang mudah menguap disebut sebagai volatile atau atsiri. Contoh benda yang mudah menguap yaitu alkohol, cuka, parfum, minyak cengkeh, dan bensin. Benda volatile merupakan zat dengan senyawa kovalen yang memiliki titik didih rendah. Kemudian, zat tersebut sangat mudah menguap meskipun hanya pada suhu kamar.

Ingat ya, menguap tidak sama dengan mendidih. Mendidih merupakan keadaan yang mana zat cair berubah menjadi zat gas pada titik didihnya. Akan tetapi, menguap merupakan perubahan zat padat atau zat cair menjadi gas, tidak pada titik didihnya. Hanya senyawa kovalen saja yang bisa menguap. Senyawa ionik tidak mampu menguap.

3. Kelarutan

Dalam air, senyawa ion cenderung larut. Akan tetapi, jika pada pelarut organik, senyawa ion tidak bisa larut. Yang termasuk pelarut organik yaitu petroleum, eter, alkohol, dan trikloroetana. Kita ambil contoh garam dapur atau Natrium klorida. Kamu bisa lihat bahwa garam bisa larut dalam air, akan tetapi garam tidak larut dalam kloroform. Sebaliknya, senyawa kovalen larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.

4. Daya Hantar Listrik

Senyawa ion padat tidak bisa menghantarkan listrik. Namun, jika senyawa itu leleh karena dipanaskan, maka dalam bentuk lelehan senyawa ion bisa menghantarkan listrik. Kemudian, senyawa ini juga bisa menghantarkan listrik jika larut dalam air. Hal tersebut karena senyawa ion dalam bentuk lelehan atom-atomnya bisa bergerak bebas. Oleh karena itu, senyawa ion mampu menghantarkan listik dalam bentuk lelehan. Ion-ion tersebut bergerak membawa muatan listrik. Sebaliknya, dalam bentuk padat ion tidak mampu bergerak bebas sehingga tidak bisa menghantarkan listrik.

Senyawa kovalen tidak mampu menghantarkan listrik dalam bentuk padat maupun lelehan. Akan tetapi, beberapa senyawa kovalen saat larut dalam air bisa menghantarkan listrik.

Nah, bagaimana? Setelah membaca ulasan materi di atas, pastinya sahabat bangkusekolah.com sudah tahu mengenai perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen. Ternyata ada beberapa hal yang membedakan antara keduanya. Semoga pembahasan materi ini bermanfaat dan jangan lupa like dan share.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*